MAX PRADITYA
MODAL AWAL SAAT NEKAT MEMPRODUKSI KAOS PERTAMANYA TAHUN 2003 ADALAH RP 300.000,- DAN DALAM SEKEJAP, MAX BUKAN HANYA BALIK MODAL, TAPI JUGA MENGANTONGI UANG RP 1.000.000,- TAHUN 2012 INI, MAX SUDAH BISA MENGANTONGI RP 500.000.000,- SAMPAI 700.000.000,- PERBULAN.
Jangan meremehkan ketertarikan kamu akan sesuatu. Max Praditya sudah membuktikannya. Cowok yang punya hobi nge-band ini (Max adalah ex-vokalis band Sweet as Revenge, RED) doyan banget mengoleksi kaos band luar negeri.
"Lama-lama gue sadar kalau order kaos band nagri hanya menghabiskan uang. Modal nekat, gue bikin kaos band gue sendiri. Eh, enggak taunya laku," kenang Max yang melahirkan brand Crooz di tahun 2003.
Tiga tahun pertama adalah masa terberat bagi Max untuk mengembangkan Crooz. Ia terus belajar soal bahan kaos dan kualitas sablon. Kerennya, dengan patokan kualitas produknya itu, lulusan jursuan E-Commerce, Edith Cowan University, Perth, WA ini nggak ngoyo jual produknya dengan harga yang tinggi. Ia mau produknya bisa dipakai semua kalangan.
Berawal dari situ, kini cowok kelahiran Jakarta, 1 Juni 1982 ini sudah punya jabatan tinggi di perusahaannya sendiri, menjadi pengambil keputusan dan mengatur pengembangannya di luar dari core business Crooz sendiri. Termasuk mendukung beberapa band lewat berbagai merchandise seperti kaos, topi, dan jeans hingga ke luar negeri. Nama Crooz terus melambung, Max pun makin lebar tersenyum!
FROM I LOVE TEES BECOME MY OWN TEES!
I love tees so bad. Max remaja sama seperti kita semua, suka banget sama kaos keren. Apalagi kaos band idola, biarpun mahal dan harus order dari nagri, tetap diincar!
Ouch my money. Tapi lama-lama Max sadar, harga kaos yang ia beli dan kumpulkan, sebenernya tidak bersahabat.
Nekat time. Kenapa tidak ia bikin kaosnya sendiri? Modal nekat, Max memutuskan membuat kaosnya sendiri. Modalnya dari menyisihkan sebagian uang jajan anak kuliahan yang tidak seberapa dan tentu saja, langsung terjun ke lapangan tanpa kompromi!
Less thing do more. Awalnya dimulai dari mencari bahan di bilangan Cipadu, Tangerang. Kemudian dilakukan pemotongan pola, dimana hasil polanya kemudian dibawa ke tukang sablon di daerah Jelambar. "Bawanya tuh dikarungin, terus gue naik Vespa tahun 1976," kenang Max. Setelah selesai urusan sablon, dari Jelambar dibawa lagi ke Cipadu untuk kemudian dijahit! Desainnya juga dibuat oleh Max sendiri.
Yes, i made my own tees! Dan jadilah kaos band pertama bikinan Max, yaitu kaos dengan desain bandnya sendiri yang harus ditinggalkannya karena memutuskan membesarkan Crooz pada tahun 2007 yaitu Sweet As Revenge.
LOCAL OUTLET
Crooz Head Quarter terletak di Jakarta, sementara flagship store lainnya ada di Bandung, selebihnya disebut semacam pop-up store, atau berada di bawah naungan toko teman-teman yang tersebar di seluruh Indonesia.
GO INTERNATIONAL
Sekarang di Malaysia pop-up store Crooz aad 11. Selain itu pop-up store dan representive Crooz juga ada di Singapore, Filipina, dan Jepang. Sekarang, Crooz sedang mulai buka di Inggris umtuk pasar Eropanya, dan di Texas untuk pasar Amerika, serta Perth untuk Australia.
OTHER PROJECTS
+Crooz Records. Seiring berkembangnya Brand Crooz sebagai produsen apparel dan band merchandiser pada bulan Juni 2010 akhirnya diresmikan CROOZ RECORDS sebagai unti baru dari Crooz Company yang memiliki misi untuk memperkenalkan kepada masyarakat indonesia karya karya musisi musisi cutting edge yang selama ini di support Crooz Records. Suatu tugas berat memperkenalkan hal-hal baru seperti musik cutting edge yang tidak umum kepada masyarakat Indonesia yang notabene “dibutakan” oleh industri yang statis, dibawah kepentingan label besar2.
+Annual Music Fest bersama CFD Fest. Pertama kali diselenggarakan pada tahun 2009. Festival musik ini dilaksanakan untuk mewadahi band-band indie tanah air, terutama yang tergabung dalam Crooz Record, dan mendapat sambutan yang baik di beberapa kota besar tanah air. Terakhir dilaksanakan pada tahun 2011 dimana Jakarta sebagai salah satu venue-nya dengan menampilkan 13 band lokal, yaitu LEICA, CHIVALRY, CHATTE, JACOB IN THE TRUNS, HALLO MORNING, LAST CHILD, CEMETERY DANCE CLUB, KURO, BSB, SWEET AS REVENGE, FRIENDS OF MINE, PAPER GANGSTER, dan THIRTEEN. Selain itu juga menampilkan band asal filipina, Typecast dan band asal Amerika, The Chariot sebagai penutup.
+Annual Independent Music Tour (sejak 2009).
+Pernah kolaborasi dengan brand sepatu dari Amerika (milik Tom Delonge - Blink 182) Macbeth. Salah satu bentuk kolaborasinya adalah terlaksananya MacbethxCrooz Tour pada tahun 2009 dan 2010 dengan menampilkan puluhan band lokal dan telah terlaksana di berbagai kota besar tanah air seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Bali. Festival musik ini dilanjutkan dengan nama Crooz Tour diakibatkan karena berakhirnya kerjasama antara keduanya.
+Crooz at Jakcloth. Crooz rutin membuka standnya di acara clothing fest tahunan Jakcloth dan selalu menjadi salah satu tujuan utama para pengunjung. Selain membuka stand untuk menjual produk--produknya, mereka juga menampilkan performance band-band yang berkolaborasi dengan mereka dengan mendirikan sebuah panggung dengan tajuk Crooz Stage.
+Crooz Tour. Mungkin merupakan satu-satunya di Indonesia yang terinspirasi dari Warped Tour di Amerika, yaitu seluruh personil dan kru band yang ikut ambil bagian dalam acara tersebut naik bis bareng-bareng dari satu kota ke kota lainnya, dengan pengunjung di setiap kota minimal 2000 orang, bahkan di Surabaya pernah mencapai belasan ribu.
ARTIST COLLABORATION
PEE WEE GASKINS, salah satu band yang di-endorse oleh Crooz
Sebagai bagian dari langkah untuk melakukan promosi berkolaborasi dengan Pee Wee Gaskins, Thirteen, Killing Me Inside, Sweet As Revenge, Jacob in The Trunk, dan masih banyak lainnya. Crooz menjalin kerjasama mutualisme saling menguntungkan dengan para musisi berbakat tersebut. Dan rencananya dalam waktu dekat akan melakukan kolaborasi dengan artis K-Pop ternama! Yang sampai saat ini Max masih merahasiakannya.
BEHIND THE LOGO
Logo Crooz yang menurut Max adalah gabungan lambang api dan air ini memiliki filosfi yang dalam. Jadi air di dalam api dimana air menjadi semacam sumbu abadi dari api tersebut. Jadi maksudnya supaya Crooz bisa abadi selalu. Kata Crooz sendiri itu pelesetan dari kata Cruising, yang artinya 'terus berlayar."
damn,ganyangka brand kaos yg selalu gue beli tiap bulan punya makna yang sangat dalam dibalik namanya yg simple itu ahaha
BalasHapusSaya tertarik dengan tekstur sablonya di 2019 ini,make plastisol tipis tp dapet hasilnya keren.
BalasHapus