DENDY RAHMAN DAN BRAND BESARNYA UNKL347

Bandung memang terkenal dengan industri kreatifnya. Salah satu alasannya karena Bandung banyak menciptakan trendsetter yang diikuti oleh generasi setelahnya. Di industri clothing dan design (baca : DISTRO atau Distribution Outlet), sebuah brand fenomenal asal kota Bandung bernama 347/UNKL, merupakan salah satu garda depan dari kejayaan kreatif kota ini.




Adalah seorang Dendy Darman (27 September 1973), pria tambun asal Makasar (Sulawesi Selatan) yang mempunyai hasrat dan minat yang besar terhadap seni rupa dan grafis, memutuskan untuk melanjutkan study nya ke Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB kota Bandung.

Selain Design, Dendi yang juga memiliki passion pada surfing, skateboard, dan music. Ini membuatnya dekat dengan beberapa komunitas tersebut yang ada di Bandung. Hingga pada tahun 1996, ia bersama ke tiga orang teman kuliahnya Arifin Windarman, Anli Rizandi dan Lucky Widiantara, sepakat untuk membuat usaha clothing di rumah kontrakan di Jl. Ir. H. Djuanda No. 347 kawasan Dago Atas, yang terinspirasi dari passion-nya tersebut, di bawah nama "347boardriders.co".


Dendy Darman, Owner 347UNKL
Dengan modal awal 50.000 rupiah, yang hanya cukup untuk 1 pcs kaos dan 1 media printing, mereka awalnya mengerjakan desain cover album band-band indie pada kaos. Pada prosesnya, surfing dan skateboard juga menjadi refleksi dalam setiap desainnya. Band-band independent “papan atas” seperti Cherry Bombshell dan Pure Saturday, dulu kerap mengenakan pakaian produksi 347 di setiap penampilan panggung mereka.

Seiring band-band tersebut memiliki penggemar yang lebih banyak, nama 347 pun turut terkena imbasnya. Sistem pesanan direct marketing dan promosi “dari mulut ke mulut” juga membuat brand ini semakin dikenal oleh anak muda Bandung pada waktu itu.

Hingga akhirnya di tahun 1999, Dendy CS bisa mendirikan distro sendiri. Masa inilah yang bisa dikatakan sebagai pionir keberadaan label clothing, tak hanya di Bandung tapi Indonesia. Memang belum ada referensi yang mengatakan kapan persisnya industri distro di Indonesia dimulai. Namun ada semacam kesepakatan tidak tertulis yang menyatakan bahwa industri dsitro bermula diseputaran pertengahan tahun 90-an. Di tahun ini, nama "347boardrider.co" pun diubah hanya dengan nama 347 (baca : Three Four Seven).

Dalam perkembangannya, dari segi produk dan design 347 pun semakin melebar. Tak hanya kaos bertema surfing, skateboard, dan music, tapi terpengaruh juga oleh subculture anak muda lainnya seperti kehidupan malam, seni avangarde, retro dan lain sebagainya. Berbagai produk lain pun mulai di produksi seperti majalah, sepatu, jaket, celana dan accessories lainnya.


Dendy dan Surfing :)
Sebut saja "Ripple Magazine", sebuah majalah yang di dalamnya membahas hal-hal tentang anak muda yang tak diulas oleh media lainnya. Majalah anak muda karya mereka ini, mencatat sudut-sudut pandang lain tentang dunia mereka. Di tahun yang sama mereka memproduksi sepatu dengan label "Indicator Shoes" yang desainnya terinsipirasi dari skateboarding dan musik rock. Pada tahun 2001, 347 bahkan membuka label "Boyriders" khusus untuk perempuan, walaupun  hanya bisa bertahan satu tahun.


Ripple Magazine
347 pun terus merangkak. Tahun 2000-an, label ini pun mulai melakukan ekspansi ke luar Bandung, seperti Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Tahun 2002 menjadi tahun yang paling penting untuk sejarah 347 karena di tahun inilah label ini berkembang pesat.

Tahun 2003, 347 pun berevolusi dan berubah nama menjadi 347/Eat yang menggunakan konsep propaganda dalam setiap desainnya. Akhir tahun 2006 Eat diganti lagi dengan nama UNKL347. Nama ini diberikan sebagai tanda usia yang sudah menginjak satu dasawarsa. "After ten years, friends call us uncle", begitulah tagline dari label ini. Bahkan pada tahun 2008, mereka membuat sebuah buku design dengan nama yang sama, tentang perjalanan karier mereka selama 12 tahun bekerja di industri design dan apparel termasuk desain pakaian, iklan cetak, katalog, stiker, dan kartu pos. Buku ini juga menjelaskan sejarah bagaimana perusahaan telah berkembang dari waktu ke waktu sejak tahun 1996. 


Sempat memamakai nama EAT di 2003
Berevolusi menjadi UNKL347

Seiring perkembangan, kreasi dalam desain grafis mereka pun seakan tidak pernah berhenti mendapat ide. UNKL347 tak lagi sekedar menjual kaos dan sejenisnya, tapi ada rentetan produk kreatif lainnya yang mendapat sentuhan seni grafis. Produk UNKL347 semakin beragam, mulai dari t-shirt, jaket, kemeja, celana, topi, tas, dompet, sepatu, sandal, ikat pinggang, sweater, CD band lokal maupun luar, majalah, papan surfing, bantal, piring, wallpaper, display toko, interior rumah tangga dan semua barang kebutuhan lainnya sampai product kolaborasi dengan motor Honda.


Bantal Sofa, salah satu produk 347UNKL
Salah satu Design Interior 347UNKL
Kolaborasi Design Honda dan 347UNKL
Management pun semakin professional. Untuk meyakinkan agar semua hal tetap terjaga dan berjalan dengan semestinya, Dendy dan tiga pemilik  lainnya, harus terus terjun langsung ke dalam manajemen. Mereka akhirnya menjadi Board of Director, yang tidak lepas tangan begitu saja dan hanya menikmati keuntungan yang ada. Karena menurutnya, bisnis clothing tidak bisa berjalan hanya dengan sistem saja

UNKL347 memang telah menciptakan sebuah pasar baru. Sebuah pasar dimana produk pakaian lokal ternyata memiliki konsumen tersendiri. Saat ini produk-produk UNKL347 selain sudah menyebar ke berbagai pelosok tanah air, juga sudah berekspansi ke luar negeri seperi Australia, Singapura, Jerman dan Selandia Baru. Produknya sangat dikenal dengan keeksklusifannya & desain dekoratif yang berbeda. omzet ratusan juta rupiah per bulannya pun terus mengalir ke kantong mereka.


UNKL347 Is not made in China :)
Kini, toko yang berada di di Jalan Trunojoyo No. 4 Bandung, diantara puluhan toko “sejenis”, terus bertahan dan terus berkembang. Dendi menggeluti bisnis ini bukan sekadar untuk mencari uang. Lebih dari itu, ada passion, kesetiaan, dan keyakinan dalam menjalankan usahanya.


347UNKL Store

Saya percaya Tuhan seperti menanam chip di dalam setiap tubuh manusia. Kita dilahirkan untuk melakukan bidang tertentu. Tidak mungkin rasanya manusia dilempar ke bumi tanpa dibekali hasrat atau kemampuan apapun.” 
-Dendy Darman (Owner 347UNKL)


UNKL347 Are :
Jalan Trunojoyo 4 Bandung Telp. 022-4200515

MAX PRADITYA OWNER BRAND CROOZ YANG MENDUNIA

MAX PRADITYA 
 


MODAL AWAL SAAT NEKAT MEMPRODUKSI KAOS PERTAMANYA TAHUN 2003 ADALAH RP 300.000,- DAN DALAM SEKEJAP, MAX BUKAN HANYA BALIK MODAL, TAPI JUGA MENGANTONGI UANG RP 1.000.000,- TAHUN 2012 INI, MAX SUDAH BISA MENGANTONGI RP 500.000.000,- SAMPAI 700.000.000,- PERBULAN.

Jangan meremehkan ketertarikan kamu akan sesuatu. Max Praditya sudah membuktikannya. Cowok yang punya hobi nge-band ini (Max adalah ex-vokalis band Sweet as Revenge, RED) doyan banget mengoleksi kaos band luar negeri.

"Lama-lama gue sadar kalau order kaos band nagri hanya menghabiskan uang. Modal nekat, gue bikin kaos band gue sendiri. Eh, enggak taunya laku," kenang Max yang melahirkan brand Crooz di tahun 2003.
Tiga tahun pertama adalah masa terberat bagi Max untuk mengembangkan Crooz. Ia terus belajar soal bahan kaos dan kualitas sablon. Kerennya, dengan patokan kualitas produknya itu, lulusan jursuan E-Commerce, Edith Cowan University, Perth, WA ini nggak ngoyo jual produknya dengan harga yang tinggi. Ia mau produknya bisa dipakai semua kalangan.

Berawal dari situ, kini cowok kelahiran Jakarta, 1 Juni 1982 ini sudah punya jabatan tinggi di perusahaannya sendiri, menjadi pengambil keputusan dan mengatur pengembangannya di luar dari core business Crooz sendiri. Termasuk mendukung beberapa band lewat berbagai merchandise seperti kaos, topi, dan jeans hingga ke luar negeri. Nama Crooz terus melambung, Max pun makin lebar tersenyum!
FROM I LOVE TEES BECOME MY OWN TEES!


I love tees so bad. Max remaja sama seperti kita semua, suka banget sama kaos keren. Apalagi kaos band idola, biarpun mahal dan harus order dari nagri, tetap diincar!
Ouch my money. Tapi lama-lama Max sadar, harga kaos yang ia beli dan kumpulkan, sebenernya tidak bersahabat.

Nekat time. Kenapa tidak ia bikin kaosnya sendiri? Modal nekat, Max memutuskan membuat kaosnya sendiri. Modalnya dari menyisihkan sebagian uang jajan anak kuliahan yang tidak seberapa dan tentu saja, langsung terjun ke lapangan tanpa kompromi!

Less thing do more. Awalnya dimulai dari mencari bahan di bilangan Cipadu, Tangerang. Kemudian dilakukan pemotongan pola, dimana hasil polanya kemudian dibawa ke tukang sablon di daerah Jelambar. "Bawanya tuh dikarungin, terus gue naik Vespa tahun 1976," kenang Max. Setelah selesai urusan sablon, dari Jelambar dibawa lagi ke Cipadu untuk kemudian dijahit! Desainnya juga dibuat oleh Max sendiri.
Yes, i made my own tees! Dan jadilah kaos band pertama bikinan Max, yaitu kaos dengan desain bandnya sendiri yang harus ditinggalkannya karena memutuskan membesarkan Crooz pada tahun 2007 yaitu Sweet As Revenge.

LOCAL OUTLET
Crooz Head Quarter terletak di Jakarta, sementara flagship store lainnya ada di Bandung, selebihnya disebut semacam pop-up store, atau berada di bawah naungan toko teman-teman yang tersebar di seluruh Indonesia.

GO INTERNATIONAL
Sekarang di Malaysia pop-up store Crooz aad 11. Selain itu pop-up store dan representive Crooz juga ada di Singapore, Filipina, dan Jepang. Sekarang, Crooz sedang mulai buka di Inggris umtuk pasar Eropanya, dan di Texas untuk pasar Amerika, serta Perth untuk Australia.

OTHER PROJECTS
+Crooz Records. Seiring berkembangnya Brand Crooz sebagai produsen apparel dan band merchandiser pada bulan Juni 2010 akhirnya diresmikan CROOZ RECORDS sebagai unti baru dari Crooz Company yang memiliki misi untuk memperkenalkan kepada masyarakat indonesia karya karya musisi musisi cutting edge yang selama ini di support Crooz Records. Suatu tugas berat memperkenalkan hal-hal baru seperti musik cutting edge yang tidak umum kepada masyarakat Indonesia yang notabene “dibutakan” oleh industri yang statis, dibawah kepentingan label besar2.
+Annual Music Fest bersama CFD Fest. Pertama kali diselenggarakan pada tahun 2009. Festival musik ini dilaksanakan untuk mewadahi band-band indie tanah air, terutama yang tergabung dalam Crooz Record, dan mendapat sambutan yang baik di beberapa kota besar tanah air. Terakhir dilaksanakan pada tahun 2011 dimana Jakarta sebagai salah satu venue-nya dengan menampilkan 13 band lokal, yaitu LEICA, CHIVALRY, CHATTE, JACOB IN THE TRUNS, HALLO MORNING, LAST CHILD, CEMETERY DANCE CLUB, KURO, BSB, SWEET AS REVENGE, FRIENDS OF MINE, PAPER GANGSTER, dan THIRTEEN. Selain itu juga menampilkan band asal filipina, Typecast dan band asal Amerika, The Chariot sebagai penutup.
+Annual Independent Music Tour (sejak 2009).
+Pernah kolaborasi dengan brand sepatu dari Amerika (milik Tom Delonge - Blink 182) Macbeth. Salah satu bentuk kolaborasinya adalah terlaksananya MacbethxCrooz Tour pada tahun 2009 dan 2010 dengan menampilkan puluhan band lokal dan telah terlaksana di berbagai kota besar tanah air seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Bali. Festival musik ini dilanjutkan dengan nama Crooz Tour diakibatkan karena berakhirnya kerjasama antara keduanya.
+Crooz at Jakcloth. Crooz rutin membuka standnya di acara clothing fest tahunan Jakcloth dan selalu menjadi salah satu tujuan utama para pengunjung. Selain membuka stand untuk menjual produk--produknya, mereka juga menampilkan performance band-band yang berkolaborasi dengan mereka dengan mendirikan sebuah panggung dengan tajuk Crooz Stage.
+Crooz Tour. Mungkin merupakan satu-satunya di Indonesia yang terinspirasi dari Warped Tour di Amerika, yaitu seluruh personil dan kru band yang ikut ambil bagian dalam acara tersebut naik bis bareng-bareng dari satu kota ke kota lainnya, dengan pengunjung di setiap kota minimal 2000 orang, bahkan di Surabaya pernah mencapai belasan ribu.

ARTIST COLLABORATION
PEE WEE GASKINS, salah satu band yang di-endorse oleh Crooz
Sebagai bagian dari langkah untuk melakukan promosi berkolaborasi dengan Pee Wee Gaskins, Thirteen, Killing Me Inside, Sweet As Revenge, Jacob in The Trunk, dan masih banyak lainnya. Crooz menjalin kerjasama mutualisme saling menguntungkan dengan para musisi berbakat tersebut. Dan rencananya dalam waktu dekat akan melakukan kolaborasi dengan artis K-Pop ternama! Yang sampai saat ini Max masih merahasiakannya.

BEHIND THE LOGO
Logo Crooz yang menurut Max adalah gabungan lambang api dan air ini memiliki filosfi yang dalam. Jadi air di dalam api dimana air menjadi semacam sumbu abadi dari api tersebut. Jadi maksudnya supaya Crooz bisa abadi selalu. Kata Crooz sendiri itu pelesetan dari kata Cruising, yang artinya 'terus berlayar."

HARTIMAN OWNER BRAND KICK DENIM & BLACK ID

hartiman-kick-denim


Hartiman atau orang lebih mengenal dengan panggilan Imonz, ia adalah pemilik distro Black ID dan Kick Denim yang sudah kesohor hingga luar negeri. Semula Imonz adalah seorang pegawai administrasi di kantor Perpajakan. Ia adalah tipe orang yang tidak bisa bekerja statis hanya di depan komputer. Berawal dari ketidakcocokan dengan suasana pekerjaan di kantornya, Imonz nekat keluar sebagai pegawai dan memilih berjualan baju pada tahun 2004.

Dengan modal uang dua juta seratus ribu rupiah, ia memproduksi kemeja sebanyak 60 buah. Tetapi setelah sebulan, puluhan kemeja itu tak juga habis, hingga ia akhirnya menawarkan dagangannya dari pintu ke pintu. Dari pengalaman berjualan ada pelajaran yang dia dapatkan, berjualan tanpa promosi tidak akan cepat berhasil.

Setelah pengalaman itu Imonz bekerjasama dengan kawannya yang telah memiliki distro. Ia menitipkan produknya di distro milik kawannya. Ternyata  produknya laku keras dan pesanan terus meningkat jumlahnya. Produknya yang diberi label Black ID mulai terkenal di Bandung.
Titik balik melesatnya Black ID adalah saat Imonz dan produknya diliput oleh sebuah televisi. Berawal dari liputan TV ini Black ID semakin dikenal dan penjualan semakin meningkat. Liputan TV adalah pelajaran betapa promosi merupakan daya ungkit yang luar biasa untuk meningkatkan bisnisnya.

Promosi lainnya yang membuat Black ID semakin melejit adalah dengan menunjuk duta promosi yang sesuai. Saat Black ID mulai terkenal, pada saat itu band Ungu juga sedang naik daun. Imonz kemudian menggandeng Pasha Ungu sebagai duta Black ID dan menjadi ikon produknya. Pemilihan Pasha Ungu sebagai duta ternyata strategi promosi yang tepat, terbukti Imons mampu menjual 20 ribu hingga 30 ribu item per bulan, dan 40 persennya diekspor ke negeri tetangga, Malaysia.

Dengan semakin banyaknya kompetitor kaos distro dan membanjirnya produk kaos dari luar negeri, khususnya Cina. Tidak membuat Imonz gentar, ini makin memberikan semangat kepadanya untuk selalu menghasilkan produk-produk berkualitas dengan desain unggul sehingga bisa selalu di depan kompetitornya.
Selain meningkatkan kualitas produk dan desain, Imonz juga selalu senantiasa berusaha memodernisasi peralatan produksinya dengan peralatan yang lebih canggih agar bisa bersaing dengan produk-produk luar negeri.

Imonz memiliki 4 distro yang telah mendunia dengan label Black ID dan Kick Denim. Kedua label itu sudah begitu familiar bagi pencinta kaos distro di Indonesia dan negeri jiran Malaysia. Dan dua distro lagi adalah T-shit Store dan Diery Store.

Seperti umumnya produk kreatif lainnya, produk Black ID pun tak luput dari pembajakan. Pada tahun 2006/2007 produk Black ID di pasaran lebih banyak yang bajakan daripada yang original. Untuk mengantisipasi itu akhirnya Imonz aktif berinteraksi dengan customernya melalui social media facebook dan twitter, dengan akun BlacklD dan @blackidclothing. Melalui social media ini Imonz menginformasikan dan memajang produk-produk terbarunya. Selain itu Imonz juga mempublish outlet-outlet yang menjadi reseller Black ID. Untuk daerah yang tidak ada resellernya mereka diarahkan untuk membeli secara online. Dengan cara ini ternyata efektif untuk melawan pembajakan.


PETER FIRMANSYAH OWNER PETER SAYS DENIM



 PETER FIRMANSYAH SANG OWNER BRAND YANG TELAH MENDUNIA


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYEnsuT9sEomwXq_jXjpUdbncKw0Yt5Vhn8TdkxBX97lOMvMpu_G1XE8eTbx2PvH2sYIqsjFXssaa4bYPxQjP8mOB0VGvp_lxUOcnsWtshP31UaQTd3ZLTAzxFJosDQpJ9AOTjRCd8H-8/s1600/Peter-Says-Denim-Rahasia-Suksesnya-PSD_articleimage.jpg

Pemilik Brand Petersaysdenim. Jika anda termasuk salah satu pecinta produk jeans atau Denim anda pasti mengenal salah satu produk bernama PeterSaysDenim, dan anda pasti mengira salah satu brand terkenal ini berasal dari luar negeri, dugaan anda salah, produk ini merupakan asli buatan Indonesia yang diciptakan oleh Peter Firmansyah seorang anak muda yang berasal dari Indonesia yang menciptakan dan memproduksi jeans, baju, serta perlengkapan fashion lainnya yang telah dikenal diluar negeri dan bersanding dengan merk-merk lainnya seperti Ripcurl, Volcom, Machbeth, dll. Produk PSD (Peter says denim) buatan Peter Firmansyah juga banyak digunakan oleh band-band dari dalam dan luar negeri karena kualitasnya. Kesuksesan yang diraih oleh Peter Firmansyah tidak serta merta dicapai dalam waktu yang cepat melainkan membutuhkan waktu yang lama, Peter Firmansyah merupakan Anak muda kelahiran Kota Sumedang, pada tanggal 4 Februari 1984. Peter Firmansyah terlahir dari keluarga yang sederhana. Peter kecil akrab dengan kemiskinan. Sewaktu masih kanak-kanak, perusahaan tempat ayahnya bekerja bangkrut sehingga ayahnya harus bekerja serabutan.


Peter Firmansyah pun mengalami masa suram. Orangtuanya harus berutang untuk membeli makanan. Pernah mereka tak mampu membeli beras sehingga keluarga Peter hanya bergantung pada belas kasihan kerabatnya. ”Waktu itu kondisi ekonomi keluarga sangat sulit. Saya masih duduk di bangku SMP Al Ma’soem, Kabupaten Bandung,” kata Peter. Sewaktu masih SMA, Peter terbiasa pergi ke kawasan perdagangan pakaian di Cibadak, yang oleh warga Bandung di pelesetkan sebagai Cimol alias Cibadak Mall, Bandung. Di kawasan itu Peter Firmansyah berupaya mendapatkan produk bermerek, tetapi murah. Cimol saat ini sudah tidak ada lagi. Dulu terkenal sebagai tempat menjajakan busana yang dijual dalam tumpukan. Sewaktu masih sekolah di SMA Negeri 1 Cicalengka, Kabupaten Bandung, Peter juga sempat belajar menyablon. Ia berprinsip, siapa pun yang tahu cara membuat pakaian bisa dijadikan guru. Selain itu, Peter juga banyak bertanya cara mengirim produk ke luar negeri. Proses ekspor dipelajari sendiri dengan bertanya ke agen-agen pengiriman paket. Selepas SMA, ia melanjutkan pendidikan ke Universitas Widyatama, Bandung. Namun, biaya masuk perguruan tinggi dirasakan sangat berat, hingga Rp 5 juta.

Uang itu pemberian kakeknya sebelum wafat. Tetapi, tak sampai sebulan Peter Firmansyah memutuskan keluar karena kekurangan biaya. Ia berselisih dengan orangtuanya perselisihan yang sempat disesali Peter karena sudah menghabiskan biaya besar. Setelah menamatkan Sekolah Menengah Atas, Peter Firmasnyah kemudian mulai berkerja di pabrik yang membuat produk Rusty, Volcom dan globe. Dari situlah Peter Firmansyah mulai belajar tentang pemilihan produk, pembuatan, hingga pemasaran produk. Pada tahun 2005, Peter Firmansyah kemudian nekat membuat produk jeans dengan nama Defense berbekal pengalaman yang ia dapat dari pabrik pembuatan produk produk terkenal namun singkat cerita produk buatannya gagal dipasaran.

Peter Firmansyah juga seorang pemain band, dan dari band-nya "Peter says sorry" itulah kemudian Peter punya banyak kenalan musisi dan tahu bagaimana kebutuhan musisi terutama band-band rock untuk tampil di sebuah stage. Dan memang pengalaman adalah guru yang terbaik. Pekerjaan yang dimulai dari bawah akan lebih banyak memberi ilmu, dan membuat kita bergerak terus ke atas daripada mereka yang kemudian sudah start dari atas. Yang ada justru kebanyakan mereka collapse dan jatuh ke bawah. Alasannya jelas, mereka tidak tahu apa yang dibutuhkan di bawah, karena sebenarnya pusat dari sebuah produksi adalah bagaimana kinerja mereka yang di bawah. Pada tahun 2007, Peter juga mengerjakan pesanan jins senilai Rp 30 juta, tetapi pemesan menolak membayar dengan alasan jins itu tak sesuai keinginannya.

Pengalaman pahit juga pernah dialami Peter. Pada tahun 2008, misalnya, ia pernah ditipu temannya sendiri yang menyanggupi mengerjakan pesanan senilai Rp 14 juta. Pesanannya tak dikerjakan, sementara uang muka Rp 7 juta dibawa
kabur. Bermodal tabungannya sebanyak Rp 5 juta, ia mulai memproduksi celana jins sendiri. Pertama-tama, Peter membuat lima potong jins. Ternyata, produk perdananya ini laris. Pesanan berdatangan dan ia menambah produksi hingga 20 potong lebih. Selama enam bulan pertama, ia benar-benar membanting tulang. Mulai belanja bahan, mengukur, mengawasi tukang jahit, hingga mengantarkan pesanan jins ke konsumen ia kerjakan sendiri.

Akan tetapi, jins yang diberi merek Peter Says Denim (PSD) itu tak selamanya laku. Sebab, sejak awal, ia membanderol jins dengan harga tinggi. Karena itu, ia kerap menerima cemoohan dan penolakan konsumen. Peter Firmansyah lantas memasang strategi dengan fokus mempromosikan jins buatannya ke anak-anak band. Ia melakukan pendekatan khusus supaya anak band yang jam terbang sudah banyak mau memakai jinsnya sebagai promosi. Tak hanya band lokal, Peter juga mendekati band-band luar negeri. Peter lalu membuat website khusus untuk menjajakan produk Peter Says Denim. Untuk memperkuat bisnis online ini, ia menggelontorkan lagi duit Rp 5 juta. Ternyata pilihan itu tepat. Lewat situs online-nya, Peter Say Denim dikenal di Amerika, Kanada, Australia, Singapura, dan Malaysia. Hasilnya, kini saban bulan, Peter memproduksi 500 hingga 1.000 potong jins.

Peter Firmansyah, Petersaysdenim

Meski bisnis distro di Bandung menjamur hingga 400 gerai lebih, jins Peter Says Denim tetap unggul lantaran berani tampil beda. Peter Firmansyah mengaku, jins buatannya sebenarnya tak beda jauh dengan jins lokal lain. Tapi, dia berhasil mengubah citra produk lokal yang tak bisa bersaing dengan kualitas nomor satu layaknya jins branded. Tak butuh waktu relatif lama, usahanya dalam berbisnis jeans mampu dicapai Peter hanya dalam waktu 1,5 tahun sejak ia membuka usahanya pada November 2008. Kini, jins, kaus, dan topi yang menggunakan merek Petersaysdenim, bahkan dikenakan para personel kelompok musik di luar negeri. Sejumlah kelompok musik itu seperti Of Mice Man, We Shot The Moon, dan Before Their Eyes, dari Amerika Serikat, I am Committing A Sin, dan Silverstein dari Kanada, serta Not Called Jinx dari Jerman sudah mengenal produksi Peter. Para personel kelompok musik itu bertubi-tubi menyampaikan pujiannya dalam situs Petersaysdenim. Pada situs-situs internet kelompok musik itu, label Petersaysdenim juga tercantum sebagai sponsor. Petersaysdenim pun bersanding dengan merek-merek kelas dunia yang menjadi sponsor, seperti Gibson, Fender, Peavey, dan Macbeth.

Peter Firmansyah, Petersaysdenim

Saat ini Peterb Firmansyah telah berhasil mewujudkan mimpi-mimpinya tersebut. Dia telah menjadi seorang pengusaha muda dengan omset ratusan juta perbulan dan tengah merencanakan untuk membuka sebuah kantor perwakilan PSD lagi di Amerika Serikat. Selain itu, Peter telah mengembangkan usahanya ke bidang lain seperti studio tato dan label rekaman. Dia juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini dia masih memiliki mimpi-mimpi yang ingin untuk dia raih.
Menghayal itu adalah sebagian dari doa. Karena mengejar mimpi dapat menjadi sebuah motivasi hidup - Peter Firmansyah.

DISTRO DI DAERAH PONOROGO



Saya mau kasih info & alamat Distro Clothing yang ada di Daerah Madiun & Ponorogo, Niiihh simak yang masih bingung mau belanja kemana, saya kasih referensi biar tambah Kece & Tambah Kekinian \m/ ,  Semoga membantu..

DAERAH PONOROGO


1. TRIPLE X-TREME PONOROGO


TRIPLE X-TREME ini keren banget, soalnya udah buka 3 Outlet di daerah Ponorogo kota dan juga udah punya Brand sendiri. Di TRIPLE X-TREME ini bukan Cuma jualan clothing cowok, tapi juga tersedia clothing feminim buat cewek-cewek biar tambah cantik & kekinian. Nih alamat Store nya :
Yang pertama TRIPLE X-TREME Store #1st ada di Jln. SULTAN AGUNG (Depan SD Ma'arif) Ponorogo.
Yang kedua TRIPLE X-TREME Store #2nd ada di Jln. BATORO KATONG (Depan SMA Bakti) Ponorogo.
Yang ketiga TRIPLE X-TREME Store #3rd ada di Jln. YOS SUDARSO(Utara SMK 2) Ponorogo.


2. REPVBLIK DISTRO SHOP


REPVBLIK DISTRO SHOP juga udah buka 2 Outlet, Outlet kedua nya baru banget di Launching. Banyak banget brand lokal di Distro ini. Selain itu REPVBLIK DISTRO juga udah punya Brand sendiri, waaahh kereenn!! Yaudah langsung di kasih tau aja deh alamatnya, Niiihh :
REPVBLIK DISTRO SHOP #1 ada di Jln. BATORO KATONG no.143 Ponorogo.
REPVBLIK DISTRO SHOP #2 ada di Jln. BATORO KATONG (Depan SMA MUH 1 PO & SAMPING ALFAMART) Ponorogo.


3. JAHANAM 


DISTRO JAHANAM juga gak kalah keren dari distro lainya di daerah Ponorogo. Silahkan berkunjung kak,  Alamatnya di Jln. SULTAN AGUNG PONOROGO


4. OVER DOSIS 

DISTRO OVER DOSIS, dari namanya udah serem yaa? Tapi nggak kok tenang, dilihat dari design luarnya  DISTRO OVER DOSIS ini udah keren banget, bagus Good Looking pokoknya dan yang gak kalah keren lagi meskipun masih terbilang baru, OVER DOSIS juga udah punyaa Brand sendiri!! Keren paraaahh!!! Niih alamatnya :
OVER DOSIS STORE ada di Jln. BHAYANGKARA (SELATAN PEREMPATAN JAKSA AGUNG) PONOROGO.


5. ZOMBIE STORE


ZOMBIE STORE terletak di tempat yang terbilang strategis, ada banyak Brand lokal yang tersedia di ZOMBIE, di sini juga melayani pembuatan sablon buat kaos komunitas, kaos kelas, kaos couple DLL,  ada juga Merch Band Lokal dari Ponorogo, merch nya JKT48 juga ada kemarin hehe.. langsung aja deh saya kasih tau alamatnya Nihhh :
ZOMBIE STORE ada di Jln. KH. AHMAD DAHLAN no.30 PONOROGO


6. VENEMOUS CLOTH


VENEMOUS CLOTH ada beberapa Brand lokal yang tersedia di Distro ini, yang rumahnya deket buruan deh di borong hehe ..  Langsung nih saya kasih tau alamatnya :
VENEMOUS CLOTH ada di Jln. NIKEN GANDINI NO.49 ( TIMUR SARPON) PONOROGO


7. DISTRICT 99


DISTRICT 99 disini ada banyak Merchendise Original dari Band hardcore lokal Indonesia, buat yang suka musik keras dan pingin punya Merch Originalnya buruan deh dateng ke DISTRICT 99, ada juga banyak juga Brand lokal yang pastinya Original!! Kerrreennn! Nih saya kasih tau alamatnya :
DISTRICT 99 ada di Jln. KH. AHMAD DAHLAN 94 (Barat Luwes) PONOROGO


8. DESTROYER DISTRO

 
DESTROYER DISTRO yang pasti juga gak kalah keren dari Distro lain di Ponorogo. Yang mau mampir
Langsung aja deh di kasih alamatnya, Niihh :
DESTROYER DISTRO ada di Jln.URIP SUMOHARJO (Timur Perempatan Tambak Bayan)  PONOROGO.




Sekian yaa kaka, maaf jika ada yang salah, yang belum di sebutkan mohon maaf yaa karna keterbatasan waktu,yang belum di sebutkan  boleh di sebutkan di kolom komentar yaa..
Thankss ..


DISTRO DI DAERAH MADIUN



Saya mau kasih info & alamat Distro Clothing yang ada di Daerah Madiun, Niiihh simak yang masih bingung mau belanja kemana, saya kasih referensi biar tambah Kece & Tambah Kekinian \m/ ,  Semoga membantu..


DAERAH MADIUN

1. FUNKY SHOP LINE


FUNKY SHOP LINE ini menyediakan banyak Brand lokal, ada sepatu, kemeja tas, kaos, jaket, topi dan masih banyak Aksesories lainya di sini, udah buka 2 outlet juga keren bangett!!  Langsung saya kasih alamatnya, Buruan di borong yuks ! Nihhh :
FUNKY SHOP LINE #1 ada di Jln. Aloon-Aloon Barat no.08 MADIUN
FUNKY SHOP LINE #2 ada di Jln. Kolonel Marhadi no.02 MADIUN



2. ROCKLAND DISTRO

ROCKLAND DISTRO storenya ada di Kompleks Stadion Wilis Madiun, ada 2 store disana keren banget daahh!! Yang suka Brand Original disini nih tempatnya!! Silahkan diramaikan yaaa..


3. PRO XTREME

PRO XTREME berada di daerah klegen Madiun, samping Toko Fatur Madiun gaeess!! Silahkan diramaikan dan di borong yoookkss!!!


4. XTREME PUBLIC

XTREME PUBLIC ada  di Jln. Mastrip 34 MADIUN silahkan diramaikan gaes ! 


5. FOX RIVER DISTRO

FOX RIVER DISTRO ini baru Launching Desember 2014 kemarin, tapi gak kalah kok sama Distro lain yang udah ada, diramaikan juga yuukk !! Nihh alamatnya :
FOX RIVER DISTRO ada di Jln. Kalimantan 34 B MADIUN





Sekian yaa, maaf gak bisa di sebutin semuanya, Terimakasih banyaaakkk ..


Diberdayakan oleh Blogger.